Mutiara Lisan: Pengantar Framework

Untuk memahami kerangka kerja ini secara mendalam, simak penjelasan lisan yang menguraikan inti dari PANCASILA DASAR SALIRA sebagai mutiara spiritual bangsa yang tersembunyi, dan bagaimana ia berfungsi sebagai peta jalan untuk merebut kembali kedaulatan spiritual kita.

Tantangan Keberanian (The Challenge)

Kedaulatan Internal

Anda telah melihat diagnosis penjaranya (Gua Digital). Kini pertanyaannya: Apakah Anda memiliki KEBERANIAN (Brave-ness) untuk memulai perjalanan membebaskan diri? Keberanian untuk memfilter koersi eksternal—baik dogma, propaganda, maupun pemaksaan—demi kedaulatan jiwa dan raga Anda.

Kritik Spiritualitas Tidak Tuntas

Banyak yang mencari pencerahan dan berhenti di "Kesadaran Ilahi" (Tahap 1), merasa selesai. Mereka menemukan "Kuring" (Diri Sejati) dan mandul secara sosial. PANCASILA DASAR SALIRA adalah antitesisnya: ia menegaskan bahwa pencerahan sejati WAJIB membumi dan bermanifestasi sebagai KA-ADILAN SOSIAL (Tahap 5).

Alat Emansipasi (The Tool)

Keberanian (Brave-ness) membutuhkan alat yang selaras. Namun, sebuah alat pembebasan tidak boleh menjadi penjara baru. Arsitektur "Gua" digital dibangun di atas eksploitasi, maka arsitektur pembebasan harus dibangun di atas kedaulatan sejati.

Ini adalah tantangan teknis yang membutuhkan analisis kritis. Pelajari lebih dalam bagaimana kita membedah arsitektur kedaulatan digital.

Resonansi Kolektif Mewujudkan Visi

Manifesto Kedaulatan Pikiran

triwikrama.brave adalah sebuah website manifesto kedaulatan pikiran. Wujud perjuangan manifesto ini dikembangkan di dalam website triwikrama.com yang masih dalam tahap pembangunan.

Triwikrama ini adalah satu konsep pergerakan yang digali dari kecerdasan kebudayaan leluhur Sunda. Konsep Triwikrama yang sedang dibangun saat ini meliputi:

  1. Konsep hermeneutika baru yang bernama Nawa Śāstra Triwikramā, sebuah metodologi hermeneutika yang digali dari kedalaman filosofi dan kosmologi warisan budaya leluhur Sunda, yang dirancang sebagai peta jalan untuk menavigasi medan makna berlapis yang seringkali gagal ditangkap oleh kerangka analisis konvensional. Metodologi ini tidaklah netral, melainkan berakar pada visi agung Sebelas Pilar Kebudayaan dan berlandaskan kompas moral dengan karakteristik Manusia Paripurna. Secara operasional, Nawa Śāstra Triwikramā memadukan seperangkat alat analisis yang tajam dengan sebuah alur pendakian kesadaran yang sistematis, bergerak dari pembedahan data empiris di level literal, berlanjut ke penguasaan makna di level simbolik-kultural, hingga mencapai penembusan pada hakikat kebenaran di level spiritual-universal. Pada intinya, metodologi ini berfungsi sebagai alat perjuangan untuk membongkar narasi hegemoni dan merebut kembali kedaulatan berpikir.
  2. Konsep Konstitusi Adhyatmika sebagai alternatif konstitusional baru yang menggabungkan politik dan spiritual berbasis kesadaran yang di integrasikan dengan teknologi yang ada saat ini (Blockchain, AI, Smartcontract, Digital Repository dll). Untuk menghadapi tantangan di abad 21 ini. Konsep Konstitusi Adhyatmika ini sekalipun menggali dari pemahaman kecerdasan kebudayaan Sunda yang bersifat universal sehingga bisa di adopsi secara global juga bisa di integrasikan dengan kecerdasan dan kebijaksanaan kebudayaan masing-masing tempat.
  3. Konsep Koperasi Triwikrama adalah sebuah paradigma baru yang dirancang sebagai "jalan ketiga", yang diposisikan sebagai alternatif yang tangguh terhadap model perusahaan pro-kapitalis. Ia tidak hanya mengatasi dilema historis di Indonesia antara model intervensi top-down pemerintah (seperti KMP) dan idealisme filosofis bottom-up Hatta, tetapi secara fundamental menegaskan bahwa setiap anggota koperasi adalah pemilik sejati dari usaha tersebut. Untuk menegakkan prinsip kepemilikan ini dan memitigasi patologi kronis, model ini mensintesiskan jiwa kedaulatan anggota Hatta dengan arsitektur teknologi terdesentralisasi, memanfaatkan Blockchain untuk transparansi radikal dan tata kelola demokratis (DAO), serta Kecerdasan Buatan (AI) untuk optimalisasi operasional. Saat ini, konsep Koperasi Triwikrama sedang dalam tahap penyempurnaan agar dapat diterapkan secara efektif dalam jaringan internasional, dengan tujuan akhir mewujudkan kedaulatan ekonomi yang sejati.
  4. Beragam pengetahuan berupa artikel penelitian yang dibedah menggunakan pisau analisa hermeneutika Nawa Śāstra Triwikramā untuk membongkar informasi terselubung untuk membuka wawasan dan pemahaman yang berkaitan dengan kedaulatan, penjajahan halus berupa hegemoni yang sering tidak disadari mengancam kedaulatan pikiran serta berbagai pengetahuan mengenai spiritual berabasis kesadaran.

Untuk mewujudkan konsep ini, kami mengundang Anda untuk berpartisipasi dalam mendukung perjuangan bersama.

Dukung Pergerakan Ini:

Kode QR Wallet Solana

Dukung via Dompet Kripto

Alamat Wallet:

Dsa8fswjcrAH9XjW9CL3eprWwfQmrHE2NHjcNnPB97RS

Deposit token Solana (SOL) atau SPL.
Hanya kirim melalui Solana Mainnet Beta.

  • Opsi Donasi Lain (Segera Hadir)

Perjalanan 5 Tahap Kedaulatan Pikiran

Tahap 1: Ka-Tuhanan (Kesadaran Diri)

Perjalanan dimulai dari dalam. Ini adalah tahap "Keberanian" untuk memutus rantai "Gua Digital", memfilter koersi eksternal, dan menemukan Diri Sejati (Kuring) yang berdaulat.

Tahap 2: Ka-Manusaan (Aksi Etis)

Kesadaran sejati bermanifestasi sebagai welas asih. Tahap ini menguraikan "Kompas Moral" (Aji Dipa, Dasaprebakti) sebagai panduan untuk bertindak secara adil dan beradab.

Tahap 3: Ka-Bangsaan (Integritas KolektIF)

Aksi etis individu diskalakan menjadi integritas kolektif. Tahap ini membedah "11 Pilar Peradaban" sebagai fondasi dari sebuah bangsa yang utuh, otentik, dan berkarakter.

Tahap 4: Ka-Rakhayatan (Deliberasi Bijak)

Bagaimana bangsa yang berdaulat mengambil keputusan? Melalui musyawarah yang tercerahkan (Tri Tangtu di Buana), bukan voting yang transaksional.

Tahap 5: Ka-Adilan (Keadilan Internal)

Puncak dari perjalanan. Keadilan adalah kondisi sinergi internal yang sempurna, melahirkan individu berdaulat (Manusa Jati) yang siap berkarya di dunia.

Manusa Jati (Tujuan Akhir)

Tujuan akhir dari perjalanan ini: lahirnya Manusia Paripurna yang CAGEUR, BAGEUR, BENER, PINTER, dan SINGER. Manusia yang berdaulat jiwa dan raganya.

×

Dukung Perjuangan Kami

Kontribusi Anda membantu kami melanjutkan penelitian kami. Silakan pilih jaringan Anda dan masukkan jumlahnya.

ETH